Sabtu, 19 Januari 2008

Pemanasan Global

AYO TANAM POHON

Oleh : CAECILIA DIAN TAMARA

Masa kecil saya, saya lalui dengan bahagia, sungguh bahagia. Saya dapat merasakan bagaimana keadaan desa sebenarnya. Namun sekarang kita dapat melihat sendiri bagaimana keadaan alam sebenarnya dewasa ini.

Alam yang awalnya bersahabat dengan kita berbalik memusuhi dan mengejar tanggung jawab dari perilaku kita yang telah menyakiti alam yang tak pernah membuat kesalahan sedikitpun. Kalau sudah begini apa yang akan kita lakukan? Bagus kalau kita hanya berdiam diri, tetapi kalau semakin hari kita semakin merusak alam, apa yang akan terjadi esok? Seperti sungai, hampir seluruh sungai di Indonesia tercemar dan kotor akibat sampah yang dibuang sembarangan.

Tak hanya sungai yang menjadi tempat sampah, jalan-jalan, parit-parit, dan laut juga. Sampah-sampah tersebut dapat menyebabkan banjir dan polusi tanah. Siapa lagi kalau bukan ulah tangan-tangan manusia tak bertanggung jawab?

Ada juga hutan, hutan yang menghasilkan air dan menopang tanah agar tidak longsor, kini menjadi lahan gundul dan tandus. Pohon ditebang seenaknya dan tak pernah berpikir akibat apa yang akan terjadi di bumi kita ini. Sungguh kejam! Oleh karena itu, penanggulan untuk mengatasi kerusakan alam kita ini benar-benar membutuhkan kerja keras. Dari menanam pohon, kita bisa berbuat. Satu orang diharuskan menanam satu batang pohon. Memang kita tidak langsung merasakan manfaatnya, tetapi apa salahnya mencoba. (dimuat di Kompas Jateng, 21 Desember 2007)


Mulai dari Hal yang Kecil

Oleh : Melanie Wibowo

Akhir-akhir ini udara terasa semakin panas. Karena udara panas, kita jadi malas untuk melakukan aktivitas apapun. Inginnya, hanya minum es atau tidur saja.Ya, mungkin terlihat sepele, namun itu mempengaruhi kinerja dan prestasi kita.

Semua perubahan yang terjadi akhir-akhir ini merupakan akibat dari tindakan kita. Sadar atau tidak, kita memang telah merusak alam. Mungkin hal-hal yang kita lakukan tidaklah separah para pembalak hutan, tapi semua yang kita lakukan sedikit demi sedikit membuat alam tidak bersahabat lagi dengan manusia.

Contohnya, membuang bungkus permen secara sembarangan. Atau membuang percuma kertas dengan seenaknya. Kita mungkin tidak menyadari, berapa pohon yang ditebang untuk membuat buku. Dan juga kita memakai listrik di rumah dengan tidak bijaksana, menyalakan lampu di rumah yang sebenarnya tidak perlu. Ini yang menyebabkan bumi kita semakin hari semakin panas atau sekarang yang lebih tenar dengan istilah pemanasan global (global warming).
Lalu, kita harus bagaimana? Mungkin itu pertanyaan yang muncul di benak kita. Apakah cukup hanya mengandalkan KTT Perubahan Iklim di Bali yang membahas tentang perubahan iklim di dunia? Jawabannya tentu saja, tidak! Kita juga harus ikut bertindak. Berpikir sebelum bertindak. Kita harus memikirkan akibatnya sebelum kita melakukan sesuatu. Apa akibatnya jika kita membuang sebuah bungkus permen sembarangan? Apa akibatnya jika memboroskan listrik untuk hal-hal yang kurang penting? (pernah dimuat di KOMPAS Jateng, 26 Desember 2007)

2 komentar:

  1. keren abzt........
    cia yo ya......
    proficiat bwt team GP & pak Thomas!
    proficiat juga bwt nak2 OSIS 2008.moga2 bz bwt OSIS piuz makin OK.

    BalasHapus
  2. Komentar ini telah dihapus oleh pengarang.

    BalasHapus

Mohon komentar yang bisa memberikan pengembangan bagi majalah GEMA PIUS ini.