Senin, 04 Februari 2008

Penyuluhan

SMP Pius adakan penyuluhan Kespro

Diikuti seluruh siswa SMP Pius Cilacap, senin pagi 4 pebruari 2008, mengikuti penyuluhan tentang kesehatan reproduksi remaja, diaula sekolah Acara yang berlangsung hampir dua setengah jam tersebut dibimbing oleh dr. Paulus DN Prastowo, dari RSU Santa Maria Cilacap.

Menurut Ibu Agnes Budi Hardiyanti, ketua panitia, mengatakan bahwa pendidikan kesehatan reproduksi remaja merupakan materi yang penting bagi perkembangan remaja. "Tidak hanya harus dikuasai guru dan orang tua, namun peserta didik yang memasuki masa remaja harus tahu agar bisa berhati-hati dan menjaga diri", ujarnya.
Kesehatan reproduksi remaja adalah suatu kondisi sehat yang menyangkut sistem, fungsi dan proses reproduksi yang dimiliki oleh remaja. 

Pengertian sehat disini tidak semata-mata berarti bebas penyakit atau bebas dari kecacatan namun juga sehat secara mental serta sosial kultural. Remaja perlu mengetahui kesehatan reproduksi agar memiliki informasi yang benar mengenai proses reproduksi serta berbagai faktor yang ada disekitarnya.  "Dengan informasi yang benar, diharapkan remaja memiliki sikap dan tingkah laku yang bertanggung jawab mengenai  proses reproduksi. Remaja perlu mengetahui perubahan di atas agar mereka mampu mengendalikan perilakunya", papar dr Prastowo. Misalnya, remaja putri harus mengerti bahwa begitu dia mendapatkan menstruasi atau  mimpi basah maka secara fisik dia telah siap dihamili atau menghamili.  "Bisa hamil atau tidaknya remaja putri bila melakukan hubungan seksual tidak tergantung pada berapa kali dia melakukan hubungan seksual tetapi tergantung pada kapan dia melakukan hubungan seksual (dikaitkan dengan siklus kesuburan) dan apakah sistem reproduksinya berfungsi dengan baik (tidak mandul)" tambahnya. Lanjut Prastowo, banyak remaja yang tidak mengetahui akan hal ini, sehingga mereka menyangka bahwa untuk hamil orang harus terlebih dahulu melakukan hubungan seksual berkali- kali.

Menurut Prastowo, sebelum mengetahui kesehatan reproduksi remaja, terlebih dahulu kenali sistem reproduksi. "Sebab, kesehatan reproduksi tidak hanya menyangkut organ reproduksi saja, namun juga perkembangan mental dan sosio kultural.
Perawatan organ reproduksi menjadi tanggungjawab sendiri berdasar informasi yang benar demi mewujudkan kesehatan reproduksi remaja", tambahnya disertai tips-tips kesehatan.

Perubahan sosial yang dialaminya remaja pada fase ini akan lebih dekat dengan teman sebayanya dibandingkan dengan orang tuanya sendiri. "Hal ini tentu banyak sekali akibatnya, salah satunya adalah sumber informasi, karena remaja cenderung lebih dekat dengan teman sebayanya maka kemungkinan iapun akan lebih percaya pada informasi yang berasal dari teman – temannya. Padahal informasi seperti itu belum tentu dapat dipertanggungjawabkan kebenarannya", papar dr Prastowo diakhir acara.

Melinda, siswa dari kelas 8a, mengaku senang dengan adanya penyuluhan ini. " Aku membaca majalah ada kata martubasinya, dan sekarang udah tahu maksudnya, sebab tadi dijelaskan dokter", tandas Melinda. (*)