Sabtu, 01 Desember 2007
Sekelas dengan karya di mancanegara
Lukisan pasir sederhana tapi bernilai seni tinggi
CILACAP - Sentuhan tangan dingin Stefanus Sri Sudarno (55) benar-benar telah menghasilkan karya langka yang sederhana namun bernilai seni tinggi. Sebuah lukisan pasir dalam botol, menjadi barang mewah sekaligus membuat siapa pun yang melihat berdecak kagum karena keindahannya. Bisa jadi karya pria kelahiran Maos Cilacap yang menjalani masa tuanya di Samarinda itu sebagai satu-satunya karya di dunia dalam konsep kesederhaan dan manual.
Botol-botol kaca bekas dari berbagai jenis, disulap menjadi barang mewah hanya dengan pasir yang diwarnai dalam nuansa abstrak, dari guratan garis indah, gambar pemandangan, sketsa wajah, bunga hingga berbagai bentuk kaligrafi. Jika dikomersialkan mungkin akan bernilai jual tinggi, namun kerendahan hati pria dengan tiga anak ini hanya ingin menularkan ilmunya kepada orang lain, tanpa mau mematenkan ataupun menjual karyanya.
"Biarlah paten dengan sendirinya, kalau ada yang niru mangga. Saya lebih senang kalau bisa menularkan ilmu ke orang lain," tutur Stefanus saat memberikan bimbingan di SMP Pius Cilacap, beberapa hari lalu.
Tanpa sengaja
Keahlian yang dimilikinya diperoleh tanpa sengaja. Ketika itu tahun 1994, Stefanus yang hanya menjadi pekerja serabutan mendapat pekerjaan di Suriname. Berniat pulang tahun 1997, seorang kawan negronya memberikan kenang-kenangan berupa lukisan pasir dalam botol. Sesampainya di rumah, tanpa sengaja suvenir botol kecil itu jatuh dan pecah. Dari musibah kecil itulah, karyanya bermula.
"Saat itu saya merasa bersalah karena ingat teman saya. Mati-matian saya berusaha bagaimana caranya bisa mengembalikan bentuk semula. Berhari- hari bahkan bertahun-tahun saya terus mempelajari, sampai akhirnya bisa bahkan bisa lebih dari sekadar suvenir yang pecah," tutur Stefanus yang hanya lulus SMP, dan merupakan alumnus SMP Pius Cilacap tahun 1967.
Seiring dengan karyanya yang terus bervariasi, Stefanus diangkat menjadi guru tetap disalah satu SMP Samarinda. "Karya seperti saya ada di negara Yordania, Brazil dan Dubai. Tapi belum ada yang membuat gambar wajah, paling pemandangan," lanjut dia yang baru saja mendapat undangan mengajar di sebuah universitas di Jakarta.
Mengingat prosesnya yang sangat sederhana, siapa pun pasti bisa menirunya. Material pasir diberi warna sesuai kebutuhan lalu dikeringkan. Pipa kecil yang disambung dengan contong dijadikan alat untuk mengisi pasir membentuk lukisan, ditambah dengan potongan jeruji sepeda untuk memadatkan dan membentuk lukisan di dalam botol.
Setelah, menjadi sebuah lukisan, semen dicampur sedikit air digunakan untuk menutup botol, agar pasir padat yang di dalamnya tak berubah. Jadilah karya mengagumkan dari tangan dingin Stefanus Sri Sudarso. ady-Tj
Wawasan Digital, 1 Desember 2007
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Mohon komentar yang bisa memberikan pengembangan bagi majalah GEMA PIUS ini.