HEBOH’ SETIAP BULAN SEPTEMBER
Setiap kelas bersaing secara ketat. Siapa yang lebih siap dan kompak akan menjadi juara umum. Setiap sore tidak ada kelas kosong, semuanya digunakan untuk latihan. Itulah sedikit suasana yang berlangsung di SMP Pius Cilacap pada bulan September. Pasalnya, pada bulan September di SMP Pius Cilacap diadakan berbagai macam lomba.
Kegiatan lomba-lomba ini sudah berlangsung lebih dari 15 tahun yang lalu, yang dikemas dalam bulan kitab suci nasional. Untuk tahun ini tidak tanggung-tanggung ada 10 macam perlombaan. Ada yang terbagi untuk putra dan putri, namun ada yang harus berkelompok. Lombanya adalah vocal group, menyanyi tunggal putra dan putri, majalah dinding, cerdas cermat, story telling putra dan putri, membaca kitab suci putra dan putri, melukis, dan kebersihan kelas. Hampir semua siswa ikut lomba, dan akan memperebutkan juara umum. Tidak ada beda antara kelas 7 dengan kelas diatasnya, semuanya harus bersaing.
Menurut kepala SMP Pius Cilacap, Suster M Athanasia, PBHK, lomba-lomba tersebut dimaksudkan untuk memberikan bekal pembinaan mental dan mengajarkan persaingan yang sehat. “Siswa-siswi SMP Pius datang dari berbagai kalangan. Diadakan berbagai lomba akan memberikan kesempatan kepada setiap siswa untuk tampil”, tambah Suster Athan.
Lanjut Suster Athan, ternyata setelah diamati dan didata bahwa banyak siswa selama di SD belum pernah merasakan bagaimana ikut perlombaan. Maka, kegiatan ini sangat bagus untuk mengikutkan mereka.
Menurut Wilhelmus Wago Noi, sebagai ketua panitia perlombaan, dari bulan Agustus materi untuk lomba sudah disiapkan dan yang menjadi peserta sudah dilatih sungguh-sungguh oleh para guru. ”Selain materi lomba, mental peserta juga dipersiapkan. Siswa digembleng untuk tidak takut tampil di depan umum. Selain itu, sekolah dapat melihat bakat dan minat siswa, sehingga nantinya akan lebih mudah dilatih untuk lomba-lomba antar sekolah”, ujarnya.
Ia menambahkan, dalam babak penyisihan lomba diambil 6 finalis untuk maju di final. Penontonnya tidak hanya siswa SMP Pius Cilacap saja, tetapi orang tua siswa dan alumni.
”Namanya remaja dalam bersaing dalam lomba seringkali emosinya ikut tersulut. Namun, penjurian lomba benar-benar fair. Untuk lomba-lomba yang krusial seperti pada lomba vocal group dan menyanyi tunggal, yuri didatangkan dari luar sekolah”, ujar Wilhelmus.
Dalam lomba vocal group untuk penyisihan setiap kelas mengirimkan 11 wakilnya dan menyanyikan satu lagu, yaitu “Dalam RencanaMU”. Sedangkan untuk final, menyanyikan dua lagu, ditambah dengan lagu ”Dekat DenganMu”. Setiap vocal group, 10 anak menyannyi dengan tiga suara sopran, alto, dan tenor dan satu menjadi pengiring. Lagu-lagu yang dibawakan peserta semuanya ciptaan Nicholas Aris Sunardi, guru Seni Budaya.
Menanamkan persaingan yang sehat untuk meraih prestasi ternyata memerlukan pikiran, waktu dan usaha. Maria Elga Erstentia, juara satu menyanyi tunggal putri, berlatih keras untuk menghafalkan lagu dan menghayatinya, apalagi lagu di babak penyisihan beda dengan babak final.
Lain lagi dengan Reyani Anggi Ariesta S. Ia harus menghafalkan teks berbahasa Inggris untuk lomba story telling. ”Biar tidak lupa dan demam panggung, aku sampai minta waktu sama guru untuk latihan di depan kelas. Pokoknya seperti lomba tingkat nasional saja”, ujarnya. Usahanya tidak sia-sia, ia meraih juara satu.
Mengawali kegiatan lomba diadakan pemutaran film ‘’Betlehem van Java’’ (28/8) kemarin. Film tersebut harus diapresiasi dan sebagai salah satu bahan tulisan majalah dinding. Betlehem van Java mengisahkan hidup Pater van Lith dari kecil, karya-karya misinya terutama di Muntilan dan sekitarnya, nasionalismenya bagi Indonesia, dan akhir hayatnya. Babak penyisihan diadakan dari tanggal 15-19 September dan babak final tanggal 25 September. Hasilnya, juara umum diraih oleh kelas IX D dengan 8 emas, 1 perak, dan 1 perunggu.
Ternyata, persaingan dalam bentuk lomba akan menumbuhkan semangat berprestasi apabila dikelola dengan baik.(**)
Peliput : Tim Gema Pius
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Mohon komentar yang bisa memberikan pengembangan bagi majalah GEMA PIUS ini.