Kamis, 18 Desember 2008

TANDA CINTA

SURAT ALUMNUS SMP PIUS CILACAP

Salam Sejahtera,
Saya haturkan kepada segenap dewan redaksi majalah Gema Pius. Saya Stephanus Bara Setyo Kurnia yang tertanda di bawah ini menulis sepucuk surat ini bermaksud untuk mengucapkan selamat kepada seluruh dewan redaksi Gema Pius yang telah berhasil membuktikan Gema Pius sebagai Majalah “Trade Mark” khususnya SMP Pius sendiri.
Saya sebagai salah satu Alumnus SMP Pius Cilacap tahun 2006 / 2007 mengaku sangat bangga terhadap Almamater saya berhasil “mencetak” para jurnalis-jurnalis muda berbakat. Saya yakin semua alumnus dan alumna yang mendengar tentang Almamaternya berhasil “mencetak” para jurnalis-jurnalis muda berbakat seperti anda semua, pasti juga akan bangga. Saya adalah satu dari beberapa Alumni yang memilih untuk merantau demi meraih cita-cita saya. Saya sangat bersyukur dapat bersekolah di SMP Pius Cilacap karena banyak sekali pengalaman yang saya dapatkan baik dari segi pengetahuan maupun kepribadian. Saya yang melanjutkan pendidikan di jenjang yang lebih tinggi dan harus hidup mengasrama sangat terbantu. Saya masih sangat ingat betul kegiatan yang saya ikuti ketika masih di SMP, yaitu Pramuka, disitulah saya merasakan titik balik kehidupan saya.
Tidak hanya sampai disitu SMP Pius telah menyelamatkan mental saya dalam proses formatio saya. Pengalaman itu baru saja saya alami, itu juga berkat teman-teman Redaksi Gema Pius. Mungkin saya akan sharing sedikit pengalaman saya.
Saya yang memilih melanjutkan pendidikan SMA Seminari Petrus Canisius Magelang tepatnya di Kecamatan Mertoyudan, harus hidup ber-asrama. Seperti kehidupan di asrama manapun, pasti setiap anak akan memperoleh paraban apalagi dalam kehidupan remaja. Begitu juga dengan saya, saya biasa dipanggil dengan sebutan “Cilacap Ndesa” oleh teman-teman yang merasa dirinya dari kota. Walaupun saya adalah salah satu orang yang “cuek” tapi lama kelamaan itu membuat saya minder dalam bersosialitasi dan tak jarang terjadi perdebatan sengit antara saya dan teman-teman saya. Dan itu jelas menghambat formatio saya. Tetapi setelah melihat beberapa dari teman-teman dengan segala opini, saran, kritik yang mulai membangun mental saya, sedikit demi sedikit. Beberapa kali saya melihat teman-teman di Surat Pembaca dari situ saya dapat menemukan paradigma baru yaitu “Walaupun berasal dari kota yang terpencil tetapi memiliki kembang-kembang Publik” yang saya ingat Melanie, Olga Ayu Dewandari dan Karina Sucipto. Jauh dari itu semua, hari ini teman-teman saya yang merasa dirinya berasal dari kota yang lebih maju telah terbungkam dengan bukti yang telah diberikan teman-teman jurnalis. Oleh karena itu saya memiliki hal yang dapat dibanggakan walau berasal dari kota yang kecil apalagi tak jauh yaitu Almamater saya sendiri.
Itu hanya sharing dari kehidupan pribadi saya jauh dari kehidupan pribadi, saya sangat bangga dengan apa yang telah anda semua lakukan untuk SMP Pius tercinta.
Selamat saya ucapkan sekali lagi atas semua karya yang telah anda semua hasilkan, tetapi tidak berhenti sampai disitu saja karena persaingan akan semakin ketat dan telah menanti kalian.
Akhir kata saya ucapkan selamat berusaha menjadi jurnalis-jurnalis yang berbakat dan berprestasi. Jadilah inspirator-inspirator yang handal. Salam saya untuk Sr. Atanasia PBHK dn seluruh staf. Selamat berjuang dan tetap semangat. (Mertoyudan, 4 Maret 08, Stephanus Bara Setyo Kurnia)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Mohon komentar yang bisa memberikan pengembangan bagi majalah GEMA PIUS ini.