Kamis, 13 September 2007

Kesehatan Remaja


ROKOK : SI KECIL PENGHASIL ASAP YANG BERBAHAYA
Oleh dr. Prastowo

Fakta rokok
Jika kita melihat di sekeliling kita mungkin saat berada di rumah, akan berangkat ke sekolah, di toko, dan di tempat-tampat umum lainnya, hampir selalu kita menjumpai perokok. Meski sudah ada peringatan dari pemerintah di tiap bungkus rokok, bahwa rokok bisa menyebabkan kanker, serangan jantung, gangguan kehamilan dan janin; namun nampaknya masih banyak yang cuek bebek. Kalau kita mau tahu, ternyata negara Indonesia duduk di lima besar negara pengonsumsi rokok dunia. Yang agak aneh, jika bangsa lain menunjukkan tren menurun terhadap konsumsi rokok, justru yang terjadi di Indonesia adalah sebaliknya, meski dalam lilitan problem ekonomi.
Pakar penyakit paru FKUI Prof. Dr. Hadiarto Mangunnegoro, Sp.P., menyatakan, jumlah perokok aktif di Indonesia naik dari 22,5% pada tahun 1990-an menjadi 60% dari jumlah penduduk pada tahun 2000. WHO memperkirakan bahwa 59% pria berusia di atas 10 tahun di Indonesia telah menjadi perokok harian. Diperkirakan, konsumsi rokok Indonesia setiap tahun mencapai 199 miliar batang rokok atau urutan ke-4 setelah RRC (1.679 miliar batang), AS (480 miliar), Jepang (230 miliar), dan Rusia (230 miliar). Dalam sepuluh tahun terakhir, konsumsi rokok di Indonesia mengalami peningkatan sebesar 44,1% dan jumlah perokok mencapai 70% atau sekitar 141 juta penduduk Indonesia adalah perokok berat aktif. Yang lebih menyedihkan lagi, 60% di antara perokok adalah kelompok berpenghasilan rendah.
Biaya yang harus dikeluarkan seorang perokok tiap tahunnya sangat besar. Dengan asumsi sehari rata-rata seorang perokok menghabiskan sebungkus rokok dengan harga Rp 5.000 per bungkus, dalam sebulan ia harus mengeluarkan uang Rp 150.000 dan dalam setahun Rp 1.825.000. Uang sebanyak itu bisa kita hemat jika kebiasaan merokok dikurangi. Selain kita bisa memiliki cadangan uang yang bisa digunakan untuk keperluan lain, mengurangi kebiasaan merokok juga sangat menyehatkan, terutama sehat dari penyakit yang berhubungan dengan paru-paru dan jantung.
Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) tanpa adanya upaya ekstra yang dilakukan sekarang juga, maka pada 2020, angka orang meninggal karena rokok akan meningkat menjadi 10 juta orang per tahun. Kematian akibat sakit yang ditimbulkan rokok per tahun mencapai 58 ribu orang.
Bahaya Merokok
Banyak yang tidak tahu bahaya merokok, padahal asap rokok mengandung lebih dari 4.000 zat berbahaya dalam tiap batangnya. Di antaranya hidrogen sianida, acetone (penghapus cat), ammonia (pembersih lantai), naphthylamine, methanol (bahan bakar roket), butane (bahan pembuat korek api), dan cadmiun (salah satu bahan dasar aki mobil). Dari ribuan kandungan zat pada rokok itu, tiga kandungan yang paling berbahaya adalah tar, nikotin, dan karbon monoksida.
Tar
kimia beracun (substansi hidrokarbon) yang lengket, menempel pada paru-paru dan pada akhirnya akan merusak sel paru-paru dan menyebabkan sakit kanker
Nikotin
zat kimia perangsang yang dapat merusak saraf, jantung dan sirkulasi darah dan membuat pemakai nikotin menjadi kecanduan / adiktif. Zat ini bersifat karsinogernik (memacu timbulnya kanker paru).
Karbonmonoksida
Gas beracun ini timbul dari pembakaran zat asam yang tidak sempurna, bekerja dengan merebut ikatan oksigen dengan hemoglobin, sehingga darah tidak mampu mengikat oksigen,kmengakibatkan berkurangnya kemampuan darah membawa oksigen.
Zat racun lain
Selain itu, efek racun pada rokok membuat pengisap asap rokok mengalami risiko (dibanding yang tidak mengisap asap rokok) yaitu: (1) 14 kali menderita kanker paru-paru, mulut, dan juga tenggorokan, (2) 4 kali menderita kanker kerongkongan, (3) 2 kali kanker kandung kemih, (4) 2 kali serangan jantung, (5) rokok juga meningkatkan risiko kefatalan bagi penderita pneumonia dan gagal jantung, serta tekanan darah tinggi.
Perokok pasif
Apa sebenarnya perokok pasif? Secara bebas perokok pasif (secondhand smoking) dapat diartikan sebagai orang yang menghisap / menghirup asap yang dikeluarkan dari perokok aktif selama ia merokok. Dari penelitian, perokok pasif dapat menghisap setara 1 batang rokok saat dia berada pada ruangan dimana ada 20 batang rokok dihisap. Ditunjukkan pula bahwa perokok merokok sekitar 10 hisapan untuk tiap batang dan masing-masing isapan sekitar 20 detik. Terdapat waktu 10 menit selama asap dihembuskan di antara hisapan rokok.
Perokok pasif ini pun mendapat 4000 senyawa berbahaya dari tiap rokok, bahkan bisa lebih tinggi daripada perokok aktif, sebagai contoh perokok pasif bisa mendapat nikotin 2x lebih banyak, 3x lebih banyak tar, 5x lebih banyakk karbon monoksida dan 50 x lebih banyak bahan pemacu kanker (karsinogen). Efek yang bisa langsung dirasakan perokok pasif yakni:
Ketidaknyamanan tenggorokan
Iritasi pada mata
Sakit kepala, pening
Hidung perih
Batuk dan berdebar-debar
Sedangkan efek jangka panjang dari perokok pasif adalah :
Pada saluran napas
Batuk dan produksi dahak meningkat serta menurunnya fungsi paru-paru
Meningkatnya risiko radang saluran napas atas, yang menjadi kronis (lama) dan kanker paru
Pada jantung dan pembuluh darah : pengerasan dan kakunya pembuluh darah serta penyakit jantung koroner
Perokok pasif anak : gangguan perkembangan paru, serangan asma, meningkatnya risiko penyakit infeksi paru dan saluran napas, meningkatnya risiko radang telinga tengah, meningkatnya kasus kanker pada anak
Perokok pasif wanita hamil : bisa meningkatkan risiko abortus (janin mati sebelum waktunya), risiko bayi lahir dengan berat badan yang rendah.
Bagaimana pengaruh rokok dengan kecantikan ?
Mengapa Rokok Membuat Wanita Tidak Cantik ?
Sebelum melihat bagaimana rokok dapat merusak kecantikan , mungkin sebaiknya simak sejarah, situasi dan penjelasan mengapa wanita merokok.
Dulu, pada tahun empat puluhan, ketika trend menggiring orang menggunakan kosmetika, bibir dicat, alis melengkung, dunia panggung dan hiburan diramaikan oleh iklan-iklan atau gambar di media massa yang memajang wanita cantik sedang merokok dengan berbagai gaya. Ada Marylyn Monroe, Eva Gardner dan Kim Novak. Sekarang, wanita cantik dan populer yang merokok sudah jarang terlihat. Kenapa ?
D
i negara maju seperti Amerika, kampanye anti merokok sangat gencar dilakukan. Banyak orang penting jadi malu bila kelihatan merokok. Di sana merokok tinggal jadi kebiasaan kaum kelas bawah yang kurang terdidik. Gengsi merokok menurun sejalan dengan berkurangnya jumlah perokok. Tetapi penurunan lebih banyak terjadi di kalangan kaum pria dibanding wanita.
Soal makin banyaknya wanita merokok ini, menurut seorang ahli antropologi medis dari University Of Colorado, Boulder, Lucya C. Cargill, BSN, RN, MA adalah karena makin banyak wanita yang merasa bebas dan dibolehkan merokok. Menurut antropolog medis yang sudah meneliti perokok wanita di Amerika ini, puluhan tahun lalu, merokok merupakan kebiasaan di kalangan pria. Kini ketika kedudukan wanita dan pria sama, wanita merasa berhak melakukan kebiasaan pria yang satu ini.
Bagaimana dengan di Indonesia ? Jumlah perokok memang masih lebih banyak di kalangan pria (60 % pria merokok) dan wanita yang merokok 10 % (World No Tobaco Day Seminar, 31 Mei 1994). Sebelumnya dari survei yang dilakukan Survei Kesehatan Rumah Tangga 1980 diperoleh, pria perokok 46,4 % dan di kalangan wanita hanya 2,4 %.
Tanpa membedakan gender, rokok disukai manusia karena berbagai alasan. Ada yang menyukai rasa dan aromanya, ada yang hanya merasa suka dengan ritual ketika mulai menyalakan, memegang dan menghembuskan asapnya. Ada dua hal yang sering dijadikan alasan untuk meneruskan kebiasaan merokok. Pertama, merokok memberikan perasaan tenang atau mengendurkan syaraf yang tegang. Kedua, merokok bertindak sebagai stimulan untuk memulai suatu pekerjaan. Kedua reaksi tubuh itu disebabkan ulah nikotin yang selanjutnya menimbulkan ketergantungan. Tapi ketergantungan terhadap rokok bisa bersifat psikologis dam fisilogis. Secara psikologis, ketergantungan terjadi karena ada orang yang merokok untuk keperluan sosial, misalnya untuk memudahkan bergaul.
Bagaimana Rokok Merusak Kecantikan
Untuk mendapatkan kulit yang indah dan bersih, tidak ada cara lain kecuali menjaga kesehatannya karena kulit yang cantik adalah kulit yang sehat. Kulit dan rambut akan sehat bila kehidupannya terselenggara dengan baik. Kulit misalnya, harus mengalami penggantian sel secara teratur. Pada kulit yang sehat, sel-sel dalam epidermisnya melewati masa hidup sampai empat minggu. Sel-sel ini tumbuh dari bawah ke atas, mati, mengelupas dan melepaskan diri. Pergantian sel ini nyaris tidak pernah kita rasakan dan sadari.
Tetapi sebaiknya kita perlu tahu bahwa agar dapat menyelenggarakan pergantiannya secara baik, kulit memerlukan pertolongan dari sistem lain, antara lain sistem peredaran darah. Darah sebagai pemasok makanan dan oksigen harus sampai ke permukaan kulit, melalui pembuluh darah yang sangat halus. Tanpa makanan dan oksigen yang lancar, mekanisme pergantian kulit tidak akan berlangsung semestinya.
Merokok merupakan ancaman langsung terhadap sistem peredaran darah ke seluruh tubuh. Karbonmonoksida (CO) dalam asap rokok merampas tempat oksigen (O2) dalam darah. Sebab daya ikat DO terhadap butir darah merah (haemoglobin) beratus kali lipat lebih kuat dibandingkan O2. Akibatnya jumlah oksigen dalam darah para perokok hanya sedikit. Hal ini akan langsung berpengaruh terhadap kesehatan tubuh secara menyeluruh termasuk kulit, warna kulit, kelembaban kemulusan dan kekencangan.
Pertama, nikotin dalam rokok menyebabkan pembuluh darah halus mengerut. Akibatnya pasokan dari makanan dan oksigen berkurang. Kulit kekurangan makanan dan akan terlihat suram serta pucat. Selain nikotin, musuh kulit yang datang dari rokok adalah sekelompok zat beracun yang disebut zat adelhides. Ini ada kaitannya dengan teori penuaan kulit yang disebut Reaksi Silang ( cross linked reaction ). Ada reaksi antar molekul besar dalam sel kulit, antara lain, molekul protein, kolagen dan elastin. Kolagen adalah jaringan penunjang utama yang mengencangkan kulit, sedangkan elastin adalah serat pembalik yang membuat kulit lentur. Zat racun tadi merangsang reaksi silang antar molekul penting pembentuk kulit yan mengakibatkan elastin menjadi kaku dan kolagen mengendur.
Perusakan kulit oleh rokok tidak berhenti sampai disitu saja. Menurut penulis buku kecantikan, zat benzopyrene juga berbahaya. Zat ini merampas vitamin C masuk ke dalam tubuh. Menurut Family Health Encyclopedia, satu batang rokok saja sudah merusak 25 gram vitamin C. Padahal, vitamin C bisa menghalangi radikal bebas yang menggerogoti sel-sel sehat sehingga kulit lebih cepat keriput dan menua.Sumber yang sama mengungkapkan bahwa perokok mengalami penuaan dan pengeriputan kulit yang lebih cepat, karena menghisap dan menghembuskan asal rokok akan meninggalkan jejak yang akan menetap sebagai kerutan di sekitar mulut dan bibir.
Efek buruk rokok tidak hanya pada kesehatan dan kecantikan kulit, tetapi juga pada rambut dan gigi. Tidak sulit menandai perokok dan bukan perokok dari jari dan giginya, karena nikotin meninggalkan noda. Efek yang langsung terlihat adalah mata yang sembab. Hal ini juga akan mempengaruhi penampilan.
Memang tidak mudah meninggalkan kebiasaan yang sudah jadi gaya hidup seperti merokok. Padahal sebenarnya kebiasaan yang jelas merugikan ini dapat dengan mudah juga dibuang, terutama kalau dipertimbangkan konsekuensinya.
Upaya pencegahan dan penanggulangan
Gerakan anti rokok sudah berlangsung di seluruh dunia, dan sebagai hasilnya, ditetapkan tanggal 29 April sebagai Hari Tanpa Rokok Sedunia.
Kita memiliki hak untuk tidak menjadi perokok baik aktif maupun pasif, beberapa tips berikut mungkin bisa untuk menjadi panduan :
pilihlah tempat umum misal restoran yang bebas rokok.
pilihlan tempat duduk/ ruangan yang bebas rokok.
jika ada orang yang merokok di area bebas rokok, mintalah manajer tempat tersebut untuk menghentikannya.
jika ada orang yang merokok di tempat perbelanjaan, temuilah staff keamanan untuk minta bantuan.
aktif dalam mengusulkan peraturan area bebas rokok
ajaklah teman dan kerabat untuk menghentikan kebiasaan merokok di rumah, khususnya jika terdapat anak-anak atau manula.
tiap orang memiliki hak untuk berkata “tidak” untuk menjadi perokok pasif. Ini penting agar suara kita didengarkan.
Begitu berbahayanya rokok bagi kesehatan kita, relakah kita melihat diri kita sendiri, teman, orang tua,kakek nenek kita menjadi sakit karena rokok? Semoga menjadi bahan permenungan kita bersama. Salam !
Penulis : dr. Paulus DN Prastowo
RSU SANTA MARIA CILACAP


Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Mohon komentar yang bisa memberikan pengembangan bagi majalah GEMA PIUS ini.