Kamis, 13 September 2007

Artikel Pendidikan 2

SERI PREDIKSI KURIKULUM 2006

(Karangan ini merupakan serampai dari sebuah bunga rampai yang berbicara tentang prediksi Kurikulum 2006 yang akan datang. Karangan ini disusun dalam bentuk prosa liris, sehingga terkesan lain dari yang lain, sebagaimana Kurikulum 2006 berkesan lain dari yang lain. Sorotan pertama adalah tentang guru. Mengapa guru? Karena dalam dunia pendidikan kita, gurulah yang selalu disorot, dikritik, “dikasih” petunjuk, dituntut, dan “diapa-apain” tetapi tidak pernah marah, apalagi demo yang anarkhis. Menyusul pada edisi mendatang, akan dikupas tuntas tentang siswa, orang tua, masyarakat, dan beberapa pihak yang berkaitan dengan pendidikan. Karangan ini cocok dibaca oleh guru, siswa, orang tua, masyarakat, stake holder sekolah dua kali sehari.


Litani Guru Masa Depan

oleh Pak Guru Petrus

Diadaptasi dari Karangan Khas Prof Dr H Mungin Eddy Wibowo M.Pd, dosen pascasarjana Unnes, dan Ketua Pengurus Besar Asosiasi Bimbingan dan Konseling Indonesia Bagaimana Profil Guru Masa Depan dalam Karangan Khas SUARA MERDEKA Senin, 13 Mei 2002

PERINGATAN hari Pendidikan Nasional selalu mengingatkan kepada kita
untuk memeriksa kembali mutu pendidikan.
Membicarakan pendidikan, berarti membicarakan masa depan,
karena pendidikan berkaitan dengan masa depan bangsa.

Menjawab tantangan masa depan, tidak cukup dengan teori
Masa depan adalah generasi penerus yang memiliki kualitas
dan bertanggung jawab terhadap kelangsungan hidup bangsa dan negara.
Oleh karena itu, yang diperlukan generasi terdidik yang dibekali keahlian melalui pendidikan.
Masa depan lebih banyak tertumpu kepada pendidikan.

Berbagai konsep sudah banyak terlontar
Bila pendidikan ditantang menampilkan konsep pembaharuan dalam mengantisipasi masa depan, berarti guru harus mencari posisi lebih akurat dalam perannya sebagai pendidik.
Guru berperan sebagai agen penyalur antara kebutuhan dan sumber daya.

Guru tidak lagi bekerja sendiri
Guru tidak lagi berfungsi sebatas memberikan layanan
tapi juga perantara antara kebutuhan dan sumber lain yang tersedia.
Guru dituntut banyak memahami persoalan di dalam kelas serta perkembangan peserta didik.
Guru, maka, akan dapat mengetahui sumber daya apakah yang dibutuhkan peserta didiknya.

Guru, namun, terhapus perannya: oleh pola pikir yang memisahkan antara guru dan orang tua.

Guru dan orang tua adalah mitra kerja sebagai pendidik dengan subyek yang sama.
Guru jangan dipandang sebagai orang luar oleh keluarga.
Guru dan orang tua bersama-sama memberikan pendidikan.
Guru orang tua di sekolah, dan orang tua guru di rumah.

Guru di masa depan harus menempati posisi lebih baik lagi, agar mampu melaksanakan tugas.
Guru masa depan harus mampu mewujudkan manusia-manusia yang siap menjadi subyek unggul,
Manusia yang mandiri dan percaya diri, berjiwa inovatif dan kreatif.
Manusia yang mandiri mampu merencanakan perjalanan hidupnya
dan mewujudkannya secara efektif.
Manusia yang inovatif kreatif: mampu menghasilkan buah karya yang lebih bermakna, baik bagi dirinya maupun orang lain, masyarakat, bangsa, dan negara.



Guru mempunyai citra baik di masyarakat, apabila dapat ia layak menjadi panutan.
Guru harus berperan sebagai pelatih, memberikan peluang bagi siswa
mengembangkan cara-cara pembelajarannya sendiri sesuai dengan kondisi masing-masing.
Guru hanya memberikan prinsip-prinsip dasarnya saja, tidak yang mutlak.

Guru harus berperan sebagai konselor,
mampu menciptakan interaksi belajar-mengajar,
di mana siswa melakukan perilaku pembelajaran dalam suasana psikologis yang kondusif dan tidak ada jarak dengan guru.
Guru harus mampu memahami kondisi setiap siswa, membantu ke arah perkembangan optimal. Guru harus berperan sebagai manajer pembelajaran,
memiliki kemandirian dan otonomi dalam mengelola kegiatan belajar-mengajar
Guru harus berperan sebagai partisipan, tidak hanya berperilaku mengajar
tetapi juga belajar dari interaksinya dengan siswa.
Guru bukanlah satu-satunya sumber belajar tetapi sebagai fasilitator.
Guru berperan sebagai pemimpin, menjadi seorang yang mampu menggerakkan orang lain
mewujudkan perilaku menuju tujuan bersama.
Guru harus mendapat kesempatan mewujudkan dirinya sebagai pihak yang bertanggung jawab
dalam berbagai kegiatan lain di luar mengajar.
Guru berperan sebagai pembelajar, yakni harus terus- menerus belajar
dalam rangka menyegarkan kompetensinya serta meningkatkan kualitas profesionalnya. Guru berperan sebagai pengarang, harus kreatif dan inovatif menghasilkan karya
yang akan digunakan melaksanakan tugas-tugas profesionalnya.
Guru yang mandiri bukan sebagai tukang yang harus mengikuti satu buku petunjuk yang baku,
melainkan tenaga kreatif yang mampu menghasilkan karya inovatif.

Di masa lalu dan masa sekarang,
keberadaan guru di sekolah berada dalam garis komando langsung kepala sekolah.
Guru melaksanakan kebijakan dan bertanggung jawab kepada kepala sekolah.
Guru melaksanakan tugasnya mengajar terasa terpisah dari pendidikan di luar sekolah.
Model seperti itu dapat menimbulkan keterbatasan gerak.

Guru di masa depan,
tembok lingkungan sekolah yang membatasi ruang lingkup tugas guru harus diperluas Guru sebagai unsur sistem.
Guru harus ditempatkan sebagai unsur sistem
yang leluasa berinteraksi secara luwes dan fungsional dengan sistem lainnya.
Guru, sehingga, dapat berperan secara tepat tanpa harus mengganggu sistem yang ada.
Guru, mendapat manajemen personel yang berbeda
dari manajemen personel di kantor, pabrik, industri, dan sebagainya.
Guru memberikan layanan pendidikan dalam keluarga.
Guru adalah seorang profesional dengan keterampilan yang spesifik.
Guru memberikan layanan pendidikan yang tidak hanya terjadi di ruang kelas
akan tetapi juga isu, masalah,
dan konflik, baik yang bersifat intrapersonal, impersonal, maupun interpersonal.
Guru diharapkan menggunakan keterampilannya dengan lebih banyak
memperkaya pertemuan di luar kelas dengan menggunakan berbagai pendekatan.
Guru yang profesional harus siap menghadapi perubahan di masa depan.
Guru itu sendiri juga harus melakukan profesionalisasi diri
Guru harus menyesuaikan tindakan pendidikannya secara fleksibel sesuai tantangan masa depan.

(Pagi itu aku tergagap kaget, karena aku bangun kesiangan, teringat lembar jawab tes mid semester belum selesai kukoreksi, padahal tiga hari lagi rapot akan dibagikan, terus libur Idul Fitri. Uhh, mohon maaf lahir dan batin. Semoga kita menjadi manusia yang fitri; guru, siswa, orang tua, pengusaha, pedagang, tukang becak, sopir, perawat, nelayan, petani, dan apapun yang fitri.)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Mohon komentar yang bisa memberikan pengembangan bagi majalah GEMA PIUS ini.